ARTI DARI PERSAUDARAAN
Sebuah kisah yang menceriterakan dua bersaudara yang telah ditinggal oleh dua orang tua
mereka. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan bekerja di ladang warisan mendiang
ayahanda mereka. Saudara yang paling tua sudah menikah, dan dia mempunya lima orang anak.
Adapun saudara yang muda, masih bujangan. Setiap sore hari setelah bekerja, mereka berdua membagi
hasil dan keuntungan ladang secara merata satu sama lain.
Pada suatu hari terlintas pikiran dibenak saudara yang masih bujangan. Sangatlah tidak adil membagi hasil panen dan keuntungan penjualan ini secara merata. Saya masih bujangan, dan tidak banyak kebutuhan, sedangkan abang saya dia sudah menikah dan mempunyai keluarga yang sangat besar. Dia lebih memerlukan banyak kebutuhan daripada saya.
Besoknya setiap hari, adiknya yang masih bujangan ini keluar dari rumahnya menuju rumah saudaranya dengan membawa satu karung gandum hasil panen, dia dengan sembunyi-sembunyi masuk ke gudang gandum abangnya dan meletakkan satu karung gandum miliknya di sana. Adapun abangnya yang telah menikah selalu berpikir dan mengatakan kepada dirinya sendiri: Sangatlah tidak adil membagi hasil panen dan keuntungan penjualan ini secara merata. Saya sudah menikah, mempunyai istri, jika saya tua nanti mereka bias mengurus saya. Akan tetapi adik saya sampai sekarang belum menikah, dan ketika dia tua nanti tidak memiliki siapapun untuk mengurusinya. Nanti pasti kebutuhan dia sangat banyak melebihi saya.
Dengan demikian, abangnya yang sudah menikah pun tiap malam keluar dari rumahnya dan menuju rumah adiknya tersebut dengan membawa satu karung gandum hasil panenannya secara sembunyi-sembunyi masuk ke gudang penyimpanan milik adiknya untuk menaruh gandum miliknya di tempat adeknya.
Bertahun-tahun pun berlalu dan mereka sama sekolah tidak menyadari perbuatan mereka satu sama
lain, karena karung gandum diantara keduanya sama sekali tidak ada yang berkurang sedikitpun.
Kemudian disuatu malam sewaktu mereka berdua ingin meletakkan karung gandum secara tidak
sengaja mereka berpapasan di tengah jalan. Tanpa mengucapkan satu patah kata pun mereka saling
memahami perbuatan mereka satu sama lain. Dengan derai air mata di pipi mereka, mereka kemudian
melepaskan karung di tangan mereka dan saling berlari untuk berpelukan.
Dari kisah ini, kita dapat memahami bahwa nama nya persaudaraan itu bukalah memikirkan diri sendiri
dengan egois, tapi persaudaraan itu ialah saling memikirkan satu sama lain dan saling berbagi kehangatan bersaudara.
Comments
Post a Comment